Masjid Nasional Al Al Akbar Surabaya ini mengundang rasa penasaran kami. Mumpung masih di Surabaya tanpa berlama-lama, dengan mengikuti panduan google map kami meluncur menuju Masjid Nasional Al-Akbar atau biasa disebut Masjid Agung Surabaya pada 24 Mei 2022 lalu.
Masjid ini berada di wilayah Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya dan tepat di samping Jalan Tol Surabaya-Gempol.
Setibanya di lokasi, pengunjung akan melihat kubah utama berwarna biru berukuran besar didampingi 4 kubah kecil yang berwarna sama biru menjadi khas Masjid Agung Surabaya ini, selain kubah, Masjid Al Akbar Surabaya memiliki sebuah bangunan tinggi menjulang berupa menara berukuran 99 meter.
Selain tempat pelantang suara atau toa, pengelola masjid pun menyiapkan wisata menara. Menara ini sering digunakan meneropong dari ketinggian, sekaligus melihat separuh kota Surabaya dari atas menara berukuran tinggi 99 meter itu.
Baca juga:
Melbourne, Festival of Youth and The Art
|
Untuk bisa merasakan sensasi ketinggian menara Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, pengunjung dikenakan tarif Rp. 7000 per orang
Selain tempat sholat dan islamic center, Masjid satu ini menjadi obyek wisata religi yang mempesona bag pengunjungnya. Kota Surabaya sendiri dikenal sebagai Kota Pahlawan dan segudang sejarah ada disini. Nilai-nilai Akhlakul Karimah menjadi nafas pembangunan kota Pahlawan dan membudaya di kalangan masyarakatnya. Sebagai bukti keseriusan Pemerintah Kota Surabaya dalam menerapkan Kota Pahlawan dan religius melalui pembangunan Masjid Raya Al-Akbar sebagai destinasi wisata religi di Kota Surabaya.
Bukan hanya Masjid Agungnya saja, Kota Surabaya, Provinsi dari Jawa Timur ini merupakan ikon wisata religi menambah daya tarik Kota Surabaya. Wisata religi di Surabaya yang paling populer yakni di Masjid Sunan Ampel, Masjid Cheng Ho dan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya yang merupakan salah satu masjid dengan kubah terbesar ini patut untuk dikunjungi.
Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dibangun sejak tanggal 4 Agustus 1995, atas gagasan Wali Kota Surabaya saat itu, H. Soenarto Soemoprawiro. Pembangunan Masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno. Akibat krisis moneter pembangunannya sementara waktu dihentikan tahun 1999, kemudian dilanjutkan kembali dan selesai tahun 2001. Masjid ini diresmikan oleh Presiden RI KH. Abdurrahman Wahiddan lahan parkir begitu luas sehingga masjid ini diperkirakan dapat menampung lebih dari 35.000 jamaah.
Dari informasi yang diperoleh, secara fisik, luas bangunan dan fasilitas penunjang Masjid Al Akbar Surabaya berukuran 22.300 meter persegi, panjang 147 meter dan lebar 128 meter. Bentuk atap MAS terdiri dari 1 kubah besar yang didukung 4 kubah kecil berbentuk limasan serta 1 menara. Keunikan bentuk kubah MAS ini terletak pada bentuk kubah yang hampir menyerupai setengah telur dengan memiliki tinggi sekitar 27 meter.
Beribadah di dalamnya sangat nyaman, bersih dan sejuk, membuat jamaah bisa khusyu beribadah. Usai sholat kami tidak langsung balik kanan, dan lebih memilih rehat sejenak, tak terasa sampai tertidur pulas dibuatnya.
Bagian khas masjid itu adalah atap yang terdiri dari sebuah kubah besar yang didukung empat kubah kecil berbentuk limasan. Kelima kubah ini menandakan angka lima yang identik dengan rukun Islam.
Selain kubahnya menyerupai setengah telur ayam, masjid itu juga dilengkapi sebuah menara setinggi 99 meter. Angka ini merepresentasikan 99 nama dari Allah SWT (Asmaul Husna).
Masjid memiliki 45 pintu. Tiap pintu terdiri dari dua daun pintu. Praktis masjid ini memiliki 90 daun pintu. Setiap pintu diukir dan dibuat dari kayu jati. Kusen terbuat dari rangka besi lapis kayu yang dihubungkan ke engsel maupun slot yang telah diselaraskan dengan struktur dan estetika masjid. Di serambi masjid terdapat sebuah bedug dan kentongan yang diukir secara khusus.
Mimbar masjidnya penuh sentuhan etnis dan hiasan ornamen Madura. Mimbar ini khusus dipesan dan dikerjakan perajin Madura. Ornamen ukir dan kaligrafi sangat dominan menghiasi dinding masjid.
Di bagian atas masjid, tepatnya di bagian dalam kubah masjid, terdapat ornamen kaligrafi Alqur’an. Di mihrab, relung imam, dan dinding utama ditempatkan rak Alqur’an berukiran anggun dan indah di semua penjuru masjid.
Di Indonesia beberapa masjid kurang mendapat perhatian masyarakat, padahal wisata ke masjid-masjid selain gratis juga mendapat pahala, lantaran turut memakmurkan rumah Allah SWT, dibandingkan harus membayar 700 ribu, hanya untuk bisa mendekati stupa di candi Borobudur, mendingan wisata religi ke masjid-masjid yang tersebar di pelosok tanah air.
Ayo makmurkan masjid, pintunya jangan lagi digembok atau disegel bagi jamaah atau pengunjung yang akan ke Masjid ini karena keberadaan masjid di setiap daerah itu memiliki keunikan tersendiri baik yang menyangkut aspek sejarah maupun budaya, seperti misalnya Masjid Demak yang didirikan oleh Wali Songo pada tahun 887 H (bertepatan dengan tahun 1338 saka atau 1466 Masehi) merupakan monumen penyebaran Islam di Jawa abad 14 Masehi.
Kemudian Masjid Ampel yang didirikan oleh Sunan Ampel di Surabaya. Karena sesuatu dan lain hal, sayangnya kami urung mendatangi Masjidnya Sunan Ampel ini. Dan masih banyak lagi wisata religi di tanah air, semisal ke Gereja, Kelenteng atau Wihara, Pura merupakan magnet wisata yang tak kalah kuatnya bagi pengunjung yang melakukan wisata religi. Intinya selain berpahala, harga masuk masjid itu gratis kecuali "parkir" motor atau mobil dengan tiket karcis terjangkau.